Bagaimana Muslim Puasa dan Shalat Di Wilayah Yang Tidak Pernah Malam?

Di Bumi ini terdapat wilayah yang tidak pernah mengalami malam ketika musim panas berlangsung. Umat Muslim di sana tetap bisa melaksanakan perintah Allah Shalat dan Puasa Ramadan. Mungkin anda akan bertanya bagaimana menentukan waktu Shalat, waktu sahur dan berbuka puasa Ramadan. Allah sudah memberikan jawabnya dalam kitab suci Al Qur'an.

Ayat Al Qur'an Waktu Shalat dan Puasa Di Wilayah Tidak Pernah Malam

Dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 144, Allah SWT berfirman, ''Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.''

Allah sudah mengetahui akan hal ini. Akan ada suatu ketika umatnya menghadap langit dan tidak menemukan malam. Bahkan Nabi Muhammad yang diwahyukan Al Qur'an belum pernah berada di tempat yang tidak pernah mengalami malam. 

Waktu Shalat dan Puasa di Wilayah Tidak Pernah Malam

Saat sekarang umat Muslim sudah tersebar bahkan sampai ke wilayah yang tidak pernah mengalami malam tersebut. Mereka mengikuti waktu Masjid al-Haram berada, Kakbah, Kota Mekah, Arab Saudi. Sehingga tidak ada hal yang menyulitkan bagi umat Muslim di Bumi ini untuk menjalankan ibadah kepada Allah. Dan ini juga sebagai bukti bahwa Al Qur'an benar-benar Firman (Ucapan) dari Allah yang Maha Mengetahui.

Muslim di Wilayah Tidak Pernah Malam

Muslim juga ada di wilayah Lingkaran Kutub Utara. Seperti negara-negara Eropa, seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Hingga di negara tanpa matahari terbenam pun.

Salah satunya di Kota Tromso, yang terletak di jantung wilayah utara Norwegia, sekitar 350 km sebelah utara Lingkaran Arktik, Norwegia. Pada periode akhir Mei hingga akhir Juli, kota kepulauan yang dikelilingi oleh pegunungan yang tertutup salju ini mengenal fenomena "matahari tengah malam", di mana matahari tidak terlihat terbenam bahkan hingga tengah malam.

Kini, jumlah Muslim terus bertambah dari negara lain dan juga dari mualaf lokal.

"Matahari tidak terbenam. Selama 24 jam, matahari berada di tengah-tengah langit," kata Hassan Ahmed, seorang warga Muslim dikutip dari The Atlantis,

Oleh karena itu, menunaikan ibadah puasa dengan berpatokan kepada terbit dan tenggelamnya matahari merupakan sesuatu yang hampir mustahil dilakukan bagi umat Muslim di Kota Tromso.

Muslim di Tromso pun menemukan solusi agar tetap dapat menjalankan ibadah puasa meski tanpa pernah melihat matahari terbenam.

"Kami memiliki fatwa, atau keputusan ulama. Kami dapat menyesuaikan waktu berpuasa dengan negara Islam terdekat, atau dengan Mekah," kata Ahmed.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sandra Maryam Moe, seorang mualaf Norwegia yang bekerja sebagai pengelola Masjid Alnor di Kota Tromso.

"Karena kami tetap melihat matahari hingga tengah malam selama bulan Ramadan tahun ini, kami memilih mengikuti jadwal Mekah," kata Moe.

Dengan kesepakatan ini, jika matahari terbit di Mekah pada pukul 5:00 pagi, warga Tromso juga akan mulai berpuasa pada pukul 5 pagi waktu setempat.

Selain menjadi pilihan simbolik, lanjut Moe, mengikuti jadwal Mekah, juga memberikan manfaat praktis. "Waktu matahari terbit dan terbenam sangat stabil di sana, sehingga membuat aktivitas berdoa dan berpuasa cukup seimbang," katanya.

Sehingga pada pukul 19.07 malam ini, saat matahari sudah terbenam di Mekah, Muslim di Tromso berkumpul di Masjid Alnor untuk berbuka. Di masjid yang merupakan salah satu masjid paling utara di dunia, jemaah berbuka puasa dengan melihat matahari yang masih terik bersinar.

Penganan berbuka bagi umat Muslim di wilayah ini beragam, mulai dari kombinasi masakan negara asal, hingga masakan lokal dengan roti tebal khas Norwegia yang terkenal.

"Masjid penuh setiap malam, orang-orang datang untuk berbuka puasa dan salat bersama. Ini hanya terjadi sepanjang Ramadan," kata Moe.

Meski demikian, masalah umat Muslim di kota ini bukan hanya matahari yang tak pernah terbenam. Di musim dingin, masalah sebaliknya justru terjadi dan memengaruhi jadwal salat mereka.

Oleh karenanya, Moe menyatakan komunitas Muslim di kota ini lebih memilih mengikuti jadwal dari Saudi sepanjang tahun. "Di musim dingin, kami memiliki masalah sebaliknya. Tidak ada matahari terbit di sini," kata Moe.

Kesimpulan

Demikian jawabnya atas pertanyaan bagaimana menentukan waktu puasa dan Shalat di wilayah Bumi yang tidak pernah malam atau yang tidak pernah siang. Allah sudah memberitahunya dalam Kitab Al Qur'an Surah Al Baqarah ayat 144.